Kesaksian




Nama : Sella
Berkuliah di Universitas Kristen Petra



    Sella lahir di Kalabahi pada tanggal 17 Juni 2005. Sella Anak pertama dari 3 bersaudara. Saat ini ia sedang berkuliah di Universitas Kristen Petra prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


    Sella memiliki latar belakang yang cukup baik, ia alumni SMA Kristen Pandega Jaya. Saat bersekolah di SMA sella mengalami mujizat Tuhan Yesus. 

    Saat memasuki jenjang SMA keluarga sella tidak cukup mampu untuk membayar sekolah karena biaya yang begitu mahal. Sella sangat sedih dan berdoa agar Tuhan turut bekerja dalam ia masuk SMA. Disaat Sella putus asa dengan segala keadaan, ia terus berdoa kepada Tuhan Yesus dan berharap kepada Tuhan agar bisa masuk ke SMA Kristen pandega jaya. Saat pendaftaran Sella memiliki saingan ratusan orang untuk masuk SMA dari 30 orang saja. Ketika ia putus asa dan berharap kepada Tuhan, seketika ada uang masuk untuk membantu untuk sekolahnya. Sella merasa senang atas hal itu, tetapi banyak dari saudara Sella tidak setuju karena jarak yang begitu jauh sampai berbeda pulau. Sella tetap yakin dan memutuskan untuk masuk dalam SMA tersebut, hingga tiket kepal ada yang mendanai untuk ke pandega jaya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kesaksian Hidup Spencer W. Kimball

Pada tahun 1947 Penatua Spencer W. Kimball menerima sebuah surat dari putranya Andrew, yang sedang melayani sebagai misionaris penuh-waktu. Andrew menulis, “Saya memberi tahu seseorang … bahwa saya tahu akan kebenaran dari apa yang saya beritahukan kepada dia, dan mengatakan bahwa Roh Kudus telah memberikan kesaksian mengenai hal itu kepada saya .… Ketika saya memikirkannya kemudian saya menjadi sedikit khawatir karena saya telah melakukan hal seperti itu.” Karena kekhawatirannya dia berkata, “Saya telah dengan hati-hati menghindari memberikan kesaksian saya kepada siapa pun melampaui titik mengatakan ‘Saya rasa, saya percaya, dsb.’”

Penatua Kimball menulis balik kepada putranya. “Saya pikir saya tahu persis bagaimana perasaanmu,” katanya, “karena saya telah melalui pengalaman yang sama dalam misi saya. Saya ingin menjadi sangat jujur dengan diri saya sendiri dan dengan program itu serta dengan Tuhan. Untuk beberapa waktu saya mengatur kata-kata saya dengan hati-hati untuk berusaha membangun orang lain tanpa benar-benar memaksakan diri saya sendiri pada pernyataan yang positif, yang tegas bahwa saya tahu. Saya pun merasa sedikit ragu mengenai itu, karena ketika saya sedang selaras dan melakukan tugas saya, saya merasakan Roh. Saya benar-benar ingin mengatakan apa yang benar-benar saya rasakan, bahwa saya tahu, tetapi saya enggan. Ketika saya mendekati suatu pernyataan yang positif, itu menakutkan bagi saya, namun ketika saya sepenuhnya selaras dan terilhami secara rohani, saya ingin bersaksi. Saya berpikir saya sedang jujur, amat jujur, tetapi kemudian saya memutuskan bahwa saya sedang membohongi diri saya sendiri .…

Tak ragu lagi, pada hari ketika kamu bersaksi kepada simpatisanmu bahwa kamu TAHU bahwa itu benar, Tuhan sedang berusaha keras untuk mengungkapkan kebenaran ini kepadamu melalui kuasa Roh Kudus. Sewaktu kamu berada dalam Roh dan selaras dan membela program yang kudus ini, kamu merasakannya dengan dalam, tetapi setelah kamu ‘keluar dari Roh’ dan mulai memikirkannya sendiri dan memeriksa dirimu sendiri serta mempertanyakan dirimu sendiri, kamu ingin mundur .…

Saya tidak meragukan di dalam pikiran saya kesaksianmu. Saya tahu bahwa kamu (seperti saya) memiliki benang-benang emas kesaksian yang tak terhitung jumlahnya dalam dirimu seutuhnya hanya menantikan tangan sang Ahli Penenun untuk merangkai dan menenunnya menjadi suatu permadani dengan rancangan yang indah dan sempurna. Sekarang, putraku, dengarlah nasihat saya dan JANGANLAH PADAMKAN ROH, tetapi kapan pun Roh berbisik, ikutilah bisikan-bisikan kudus-Nya. Tetaplah selaras secara roh dan dengarkan bisikan-bisikan itu, dan ketika kamu merasakan kesan sampaikanlah dengan berani kesan-kesanmu itu. Tuhan akan meningkatkan kesaksianmu dan menyentuh hati. Saya berharap kamu akan tahu bahwa tidak ada kritikan di sini, tetapi hanya keinginan menolong yang diupayakan .…

Saya tidak dapat menutup surat saya ini kepadamu tanpa membagikan kepadamu kesaksian saya. Saya tahu bahwa itu benar—bahwa Yesus adalah sang Pencipta dan Penebus, bahwa Injil yang diajarkan oleh kita dan 3.000 misionaris kita telah dipulihkan dan diungkapkan melalui Nabi sejati, Joseph Smith, dan berasal dari Allah, dan saya telah menguduskan sisa kehidupan saya untuk ‘mengkhotbahkan kerajaan.’ Saya [telah memberikan] kesaksian saya dengan berani … dan saya menegaskannya berulang kali. Saya yakin kesaksianmu adalah sama kecuali mungkin benang-benang emasmu hanya butuh ditenun menjadi permadani utuh yang akan cepat tercapai dalam pekerjaan misionarismu sewaktu kamu melepaskan hatimu dan membiarkannya memerintah pikiranmu.

Semoga Allah membantumu untuk menenun menjadi pola yang indah benang-benang emas pengalaman dan ilhammu, dan semoga kamu dengan kekuatan yang selalu bertambah terus … menjalankan dan mengajarkan kebenaran yang abadi.”






























Tidak ada komentar:

Peduli Lingkungan

Education

  Memahami Pendidikan Kristen Menurut Redja Mudyahardjo, dalam arti yang luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung ...